BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Dalam
dunia kesehatan yang telah maju dengan
pembagian dalam macam-macam bidang spesialisasi seperti sekarang ini, ada yang khusus menghadapi pasien-pasien bayi dan
anak, dan ada yang hanya menangani pasien dewasa.
Tetapi
dalam bidang bedah saraf, tenaga kesehatan banyak menemui berbagai pasien dari
bayi,balita, anak – anak hingga orang dewasa sesuai dengan spesialisasinya
masing – masing. Tetapi saat ini banyak sekali kasus yang menyangkut dengan neonates
dengan masalah. Pada keadaan normal, dalam ruangan otak terdapat cairan otak
yang jumlahnya lebih-kurang 150 ml. Cairan ini di produksi oleh suatu bagian
otak, yang keseimbangannya diatur melalui sistem sirkulasi tersendiri dan diserap
oleh bagian lain di otak. Karena suatu sebab, cairan otak tersebut dapat
menumpuk dalam ruangan atau rongga cairan otak (dalam bahasa kedokteran di
sebut ventrikel otak), sehingga mengakibatkan otak yang terdesak menjadi tipis
dan tengkorak membesar.
Banyak
jenis hidrosefalus dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya disertai oleh
kelainan bawaan lainnya. Insidensi hidrosefalus kongenital sebesar 1 kasus per
1.000 kelahiran hidup. Di Amerika Serikat, kejadian hidrosefalus keseluruhan
pada kelahiran sebesar 0.5-4 per 1.000 kelahiran hidup.
Sedangkan,
jumlah kasus hidrosefalus pada tiga bulan kehidupan setelah kelahiran sebanyak
0,1-0,4%. Jumlah kasus hidrosefalus di dunia cukup tinggi. Di Belanda
dilaporkan telah terjadi kasus sekitar 0,65 per mil per tahun, dan di Amerika
sekitar 2 per mil per tahun. Sedangkan di Indonesia mencapai 10 mil per tahun.
1.2.TUJUAN
·
Untuk mengetahui definisi hidrocepalus
·
Untuk mengetahui tanda dan gejala
hidrocepalus
·
Untuk mengetahui penatalaksanaan
hidrocepalus
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Hidrocepalus adalah jenis penyakit yang terjadi
akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan cerebro spinal). Penyakit
ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikal serebra, biasanya terjadi
secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinal dan disertai oleh
penimbunan cairan serebrospinal di dalam cranium. Secara tipikal, ditandai
dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi, atrofi otak, deteriorasi mental,
dan kejang – kejang.
Hidrocephalus
adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang
meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.
ETIOLOGI
Gangguan aliran cairan yang
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan
jaringan otak di sekitarnya, khusunya pusat – pusat syaraf yang vital. Menurut
lembaga nasional instutite of neurological disorders and stroke (NIDS),
gangguan, aliran cairan otak ada 3 jenis yaitu :
1. Gangguan aliran adanya hambatan
sirkulasi
Contoh : tumor otak yang terdapat di dalam ventrikal akan
menyumbat aluran cairan otak.
2. Aliran cairan otak tidak tersumbat,
tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan itu
bertambah banyak.
Contoh : tumor ganas di sel –sel yang memproduksi cairan
otak.
3. Cairan otak yang mengalir jumlahnya
normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan
cairan ke pembuluh darah balik, sehingga otomatis jumlah cairan akan meningkat
pula.
Misalnya
: bila ada cairan nanah (meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
Ketidakseimabangan
antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau progresif, menyebabkan
ventrikel – ventrikel tersebut melebar, kemudian menenkan jaringan otak
sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup akan
memungkinkan kepla bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan salah satu
petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hidrocepalus.
Proses
terjadinya hidrosefalus dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kelainan kongenital.
1. Kelainan kongenital.
a. Stenosis akuaduktus sylvii.
b. Anomali pembuluh darah.
c. Spino bifida dan kranium bifidi.
d. Sindrom Dandy-walker.
2.
Infeksi.
Infeksi mengakibatkan perlekatan meningen (selaput otak)
sehingga terjadi obliterasi ruang subarakhnoid, misalnya meningitis.
Infeksi
lain yang menyebabkan hidrosefalus yaitu:
a.
TORCH.
b.
Kista-kista
parasit.
c.
Lues
kongenital.
3.
Trauma.
Seperti pada pembedahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak
dapat menyebabkan fibrosis epto meningen pada daerah basal otak, disamping
organisasi darah itu sendiri yang mengakibatkan terjadinya sumbatan yang
mengganggu aliran CSS.
4. Neoplasma.
4. Neoplasma.
Terjadinya
hidrosefalus disini oleh karena obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap
aliran CSS. Neoplasma tersebut antara lain:
a.
Tumor
ventrikel III.
b.
Tumor
fossa posterior.
c.
Pailloma
pleksus khoroideus.
d.
Leukemia,
limfoma.
5.Degeneratif.
Histositosis X, inkontinentia pigmenti dan penyakit krabbe.
Histositosis X, inkontinentia pigmenti dan penyakit krabbe.
6.Gangguan
vaskuler.
a.
Dilatasi
sinus dural.
b.
Trombosis
sinus venosus.
c.
Malformasi
V. Galeni.
d.
Ekstaksi
A. Basilaris.
e.
Arterio
venosus malformasi.
PATOFISIOLOGI
Produksi CSS normal adalah 125 cc/hari, produksi CSS
terutama tergantung pada transporalselsan, terutama natrium melintasi membran
epitel khusus dari pleksus koroideus ke dalam rongga ventrikel. Air secara
pasif mengikuti untuk memudahkan keseimbangan osmotik. Hasilnya adalah masuknya
cairan ke dalam ventrikel otak. Cairan berselulasi lewat akuaduktus silvi dan
ventrikel keempat, masuk ke dalam ruang subarakhnoid melalui foramena lusheka
dan megendie. Kemudian diabsorbsi ke dalam sirkulasi vena dari ruang
subarakhnoid yang meliputi otak, sejumlah tertentu medula spinalis dan lapisan
ependim yang melapisi ventrikel.
TANDA DAN GEJALA
·
Pembesaran
kepala.
·
Tekanan
intra kranial meningkat dengan gejala: muntah, nyeri kepala, oedema papil.
·
Bola
mata terdorong ke bawah oleh tekana dan penipisan tulang supraorbital.
·
Gangguan
keasadaran, kejang.
·
Gangguan
sensorik.
·
Penurunan
dan hilangnya kemampuan akTivitas.
·
Perubahan
pupil dilatasi.
·
Gangguan
penglihatan (diplobia, kabur, visus menurun).
Komplikasi
Hidrocepalus
sebaiknya diketahui sejak dini, karena hidrocepalus akan menimbulkan komplikasi
apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi klinis antara lain ailah
:
§ Ubun- ubun besar bayi akan melebar
dan menonjol
§ Pembuluh darah di kulit kepala makin
jelas
§ Gangguan sensorik motorik
§ Gangguan penglihatn (buta)
§ Gerakan bola mata terganggu (juling)
§ Terjadi penurunan aktifitas mental
yang progresif
§ Bayi rewel, kejang, muntah – muntah,
panas yang sulit dikendalikan
§ Gangguan pada fungsi vital akibat
peninggian tekanan dalam ruang tengkorak yang berupa pernapasan lambat, denyut
nadi turun dan naiknya tekanan darah sistolik.
Penanganan
NINDS
menyebutkan bahwa kategori penganganan hidrocepalus adalah “life saving and
life sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosi dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan
kecacatan dan kematian.
Hal
yang dilakukan untuk mengetahui penyakit ini antara lain adalah :
1.
Pengukuran
lingkar kepala secra serial dan teratur
Hal ini sangat penting untuk deteksi
dini penyakit, karena pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis
yang penting untuk mendeteksi hidricepalus.
2.
Foto
polos kepala dan disusul dengan pemeriksaan ultrasonografi
Hal ini digunakan untuk menunjang
dan melengkapi diagnosis sehingga diperlukan pemriksaan tambahan mulai dari
yang sederhana
3.
Pememriksaan
dengan senografi
Pemeriksaan ini dapat digunakan
menjadi data minimal untuk menilai pelebaran ventrikel dan ketebalan jaringan
otak. Jika ketebalan kurang dari 2 cm, maka nilai tindakan bedah tidak
bermanfaat lagi.
4.
Pemeriksaan
computerized tomography scan (CT scan) atau magnetic resonance imaging (MRI)
Digunakan untuk mendeteksi struktur
anatomi otak, dan penyebab hidrocepalus, misalnya struktur anatomi otak, dan
penyebab hidrocepalus, misalnya tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu
berkaitan dengan strategi penanganan hidrocepalus.
Hal
– hal yang dapat dilakukan untuk menangani hidrocepalus antara lain :

Hal ini penting karena selang
pintasan itu ditanam di jaringan otak, kulit, dan rongga perut dalam waktu yang
lama bahkan seumur hidup penderita sehingga perlu dihindarkan efek reaksi
penolakan oleh tubuh. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan dilakukan
setelah diagnosis dilengkapai dan indikasi serta syarat dipenuhi. Tindakan
dilakukan terhadap penderita yang dibius otak ada sayatan kecil di daerah
kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak yang
selanjutnya selang pintasan ventrikel dipasang, disusul kemudian dibuang
sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan rongga anatar kedua ujung
selang tersebut dihubungkan, dengan sebuah selang pintasan yang ditanam di
bawah kulit sehingga tidak terlihat dari luar.

Endoskopi dapat digunakan sebagai
alat dagnosa dan sekaligus tindakan bedah. VRIES pada tahun 1978 mengembangkan
endoskopi yang canggih, yakni sebuah selang fiber – optic yang dilengkapi
dengan peralatan bedah mikro dan sinar laser. Dengan demikian, melalui sebuah
lubang di kepala, selang dipadu dengan layar televise, dioperasikan alat bedah
untuk membuka tumor yang menyumbat rongga ventrikel.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hidrocepalus
adalah jenis penyakkit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak
(cairan cerebro spinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi
ventrikal serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur
cairan serebrospinal dan disertai pleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam
cranium. Secara tipikal, ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi,
atrofi otak, deteriorasi mental, dan kejang – kejang.
TANDA DAN GEJALA
·
Pembesaran
kepala.
·
Tekanan
intra kranial meningkat dengan gejala: muntah, nyeri kepala, oedema papil.
·
Bola
mata terdorong ke bawah oleh tekana dan penipisan tulang supraorbital.
·
Gangguan
keasadaran, kejang.
·
Gangguan
sensorik.
·
Penurunan
dan hilangnya kemampuan akTivitas.
·
Perubahan
pupil dilatasi.
·
Gangguan
penglihatan (diplobia, kabur, visus menurun).
Penanganan
NINDS
menyebutkan bahwa kategori penganganan hidrocepalus adalah “life saving and
life sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosi dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan
kecacatan dan kematian.
DAPTAR PUSTAKA
Sudarti. 2010. Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudarti & Afroh Fauziah.2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi,
Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hasan, Rupseno. 1985. Buku
Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Ii.Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fk Ui.
Http://
Community Nursing Inprovment. Hidrocepalus.Com. (diunduh jam 19.30 wib,sabtu 15
maret 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar