Jumat, 22 Maret 2013

asuahan kebidanan patologi (eklamsi)


ASUHAN KEBIDANAN  IV (PATOLOGI)
COTOH KASUS EKLAMSIA



Disusun Oleh:
Kelompok 6

Siti Hadijah                  (11150231)
Sri Yuliastuti                 (11150240)
Seli Hartati                   (11150252)
I Gusti Ayu Ari B.D.     (11150254)
Yunita Arini                   (11150262)

PRODY D 3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013


BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hypertensi dan kadang – kadang disertai proteinuria, odema, convulsi coma atau gejala – gejala lainnya.
Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu sebab dari kematian ibu. Di USA misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Hypertensi dalam kehamilan menjadi juga penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal.











BAB II
LANDASAN TEORI
Eklamsia adalah penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam masa nifas disertai dengan hypertensi odema dan proteinuria. (obstetric patologi,unpad,1984)
Eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelianan neurologik) dan atau koma dimana sebeblumnya sudah menunjukkan gejala – gejala pre eklamsi.(asuhan patologi kebidanan, 2009)
Eklamsi lebih sering terjadi pada primagravidae dari pada multiparae. Eklamsi lebih sering terjadi pada : kehamilan kembar, hydramnion, mola hidatidosa.
Menurut saat terjadinya eklamsi kita mengenal istilah :
-          Eklamsi antepartum ialah eklamsi yang terjadi sebelum persalinan
-          Eklamsi intrapartum ialah eklamsi sewaktu persalinan
-          Eklamsi postpartum ialah eklamsi setalah persalinan
Gejala – gejala eklamsi
Eklamsia selalu didahului oleh gejala – gejala preeklamsi yang berat seperti :
·         Sakit kepala yang keras
·         Penglihatan kabur
·         Nyeri diulu hati
·         Kegelisahan dan hyperrefleksi sering mendahuli serangan kejang
Gejala klinis
·         Kehamilan lebih 20 minggu atau persalinan atau masa nifas
·         Tanda – tanda pre eklamsi (hipertensi, edema dan proteinuria)
·         Kejang dan atau koma
·         Kadang – kadang disertai gangguan fungsi organ.
Serangan dapat dibagi dalam 4 tingkat :
1)      Tingkat invasi (tingkat permulaan)
mata terpaku, kepala dipalingkan kesatu pihak, kejang –kejang hals terlihat pada muka. Tingkat ini berlangsung beberapa detik.
2)      Tingkat kontraksi (tingkat kejang tonis)
seluruh badan menjadi kaku, kadang- kadang terjadi ephistholonus, lamanya 15 sampai 20 detik.

3)      Tingkat konvulsi (tingkat kejang clonis)
Terjadilah kejang yang timbul hilang, rahang membuka dan menutup begitu pla mata, otot –otot muka dan otot badan berkontraksi dan berelaksasi berulang. Kejang ini sangat kuat hingga pasien dapat terlempar dari temapt tidur atau lidahnya tergigit. Ludah yang berbuih bercampur darah keluar dari mulutnya, mata merah, muka biru, berangsur kejang berkurang dan akhirnya berhenti. Lamanya ± 1 menit.
4)      Tingkat coma
Setelah kejang clonis ini pasien jatuh dalam coma. Lamanya coma ini dari beberapa menit sampai berjam –jam. Kalau pasien sadar kembali maka ia tidak ingat sama sekali apa yang telah terjadi.
Setelah beberapa waktu, terjadi serangan baru dan kejadian yang dilukiskan diatas berulang lagi kadang –kadang 10 – 20 kali.
Sebab kematian eklamsi adalah odema paru –paru, apoplexy dan acidosis. Atau pasien mati setelah beberapa hari karena pneumoni aspirasi, kerusakan hati atau gangguan faal ginjal. Kadang – kadang terjadi eklamsi tanpa kejang ;gejala yang menonjol ialah coma. Eklamsi se,acam ini disebut eclamsi sine eclamsi dan terjadi pada kerusakan hati yang berat. Karena kejang merupakan gejala yang khas dari eklamsi maka eclamsi sine eclamsi sering dimasukkan preeklamsi yang berat. Pada eklamsi tekanan darah biasanya tinggi sekitar 180/110 mmHg.
Nadi kat dan berisi tetapi kalau  keadaan sudah memburuk menjadi kecil dan cepat. Demam yang tinggi memburuk prognosa. Demam ini rupa –rupanya cerebral. Pernafasan biasanya cepat dan berbunyi, pada eklamsi yang berat ada cyanosis.
Proteinuria hamper selalu ada malahan kadang – kadang sangat banyak juga odema biasanya ada. Pada eklamsi antepartum biasanya persalianan mulai setelah beberapa waktu. Tapi kadang –kadang pasien berangsr baik tidak kejang lagi dan sadar sedangkan kehamilan ters berlangsung.
Eklamsi yang tidak segera disusul dengan persalinan disebut eklamsi intercurrent. Dianggap bahwa pasien yang sedemikian bukan sembuh tapi jatuh ke tingkat yang lebih ringan ialah dari eklamsi ke dalam keadaan preeklamsi. Jadi kemngkinan eklamsi tetap mengancam pasien semacam ini sebelum persalianan terjadi.
Setelah persalianan keadaan pasien berangsr baik, kira – kira dalam 12 – 24 jam. Juga kalau anak mati didalam kandungan sering kita lihat bahwa beratnya penyakit berkurang. Proteinria hilang dalam 4 – 5 hari sedangkan tekanan darah normal kembali dalam kira –kira 2 minggu. Ada kalanya pasien yang telah menderita eklamsi menjadi psychotis, biasanya pada hari ke 2 atau ke 3 postpartum dan berlangsung 2 – 3 mingg. Prognosa pada munya baik, penyulit laiannya ialah hemiplegic dan ganguuan penglihatan karena odema retina.
Patologi :
Pada wanita yang mati karena eklamsi terdapat kelainan pada hati, ginjal, otak, dan paru – paru dan jantung. Pada umumnya dapat ditemukan necrose, haemorrhagia, odema, hyperaemia atau ischaemia dan thrombosis. Pada placenta terdapat infakt – infarct karena degenarasi syncytium. Perubahan lain yang terdapat ialah retensi air dan natrium, haemokonsentrasi dan kadang – kadang acidosis.
Etiologi  :
Sebab eklamsi belum diketahui benar, salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa eklamsi disebabakan ischaemia rahim dan plasenta (ischaemia uteroplacenta). Selama kehamilan uterus memerlukan drah lebih banyak. Pada molahydatidos, hidramnion, kehamilan ganda, mullipara, pada akhir kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakitpembuluh darah ibu, diabetes, perdarahan darah dalam dinding rahim kurang, maka keluarlah zat- zat dari plasenta atau decidua yang menyebabkan vasospasmus dan hypertensi.
Diagnose :
Untuk diagnose eklamsi harus dikesampingkan keadaan –keadaan lain dengan kejang dan coma seperti ureami, keracunan, epilepsy, hysteri, ebcephalitis, meningitis, tumor otak,dan atrofi kuning akut dari hati. Diagnose eklamsi lebih 24 jam postpartum harus dicurigai.
Pemeriksaan dan diagnosis
§  Berdasarkan gejala klinis diatas
§  Pemeriksaan laboratorium
-          Adanya protein dalm urin
-          Fungsi organ hepar, ginjal, dan jantung
-          Fungsi hematologi/hemostasis
Prognosa :
Eklamsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya maka prognosa kurang baik untuk ibu maupun anak. Prognosa juga dipengaruhi oleh paritas artinya prognosa bagi multiparae lebih buruk, dipengaruhi juga oleh umur terutama kalau umur melebihi 35 tahun dan juga oleh keadaan pada waktu pasien masuk rumah sakit. Juga diurese dapat dipegang untuk prognosa jika diurese lebih dari 800 cc dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam maka prognosa agak baik. Sebaiknya oliguri dan anuri merupakan gejala yang buruk.
Gejala –gejala lain memberikan prognosa dikemukakan oleh eden ialah :
1.      Coma yang lama
2.      Nadi di atas 120
3.      Suhu di atas 390 C
4.      Tensi di atas 200 mmHg
5.      Lebih dari 10 serangan
6.      Proteinuria 10 gram sehari sehari atau lebih
7.      Tidak adanya odema.
Odema paru –paru dan apoplexy merupakan keadaan yang biasanya mendahului kematian.
Terapi :
Profilaks : ialah dengan pencegahan, diagnose dini dan terapi yang cepat dan intensif dari preeklamsi.
Maka pengaturan diet dan berat badan selanjutnya, pengukuran tensi, pemeriksaan urin dan tambah berat badan merupakan pekerjaan yang sangat penting disusul dengan pengobatan dan kalau perlu pengkharian kehamilan. Semua tindakan tersebut diatas bermaksud untuk mencegah timbulnya eklamsi.
Terapi
Karena eklamsi disebabkan oleh kehamilan maka teoritis pengobatan yang terbaik dari eklamsi ialah secepat mungkin mengakhiri kehamilan misalnya dengan SC. Tapi dlam praktik terbukti bahwa hasilnya kurang memuaskan terutama karena dilakukan operasi pada pasien yang keadaanya sudah buruk.
Dengan sikap yang konserpartip hasil- hasil jaul lebih memuaskan, dan pada umunya sekarang eklamsi dirawat secara konserpatip. Sebagai pertolongan pertama dapat diberikan dengan segera suntikkan 20 mg morpin misalnya sebelum mengangkut pasien ke rumah sakit atau sambil menunggu persiapan – persiapan yang diperlukan. Pasien ditempatkan dalam kamar tenang dan setengah gelap tapi masih cukup terang untuk memungkinkan obsevasi.
Persiapan yang cukup dilakukan untuk menghindarkan pasien melukai diri sendiri atau jatuh dari tempat tidur, gigi palsu harus ditanggalkan, dan dicari benda mislanya karet atau kain yabg digulung untuk dimasukkan antara  tulang rahang kalau terjadi kejang. Juga disediakn alat penghisap lender. Perawat tak boleh meninggalkan pasien sekejap matapun. Setelah pasien agak tenang dilakukan pemeriksaan umum dan obstetric dan dipasang dauer kateter.

Tujuan pengobatan eklamsi ialah:
1.      Sedasi untuk mencegah kejang selanjunya
Kejang sangat merugikan karena waktu kejang terjadi hypoxia, acidose respiratoris maupun metabolis dan tensi biasnya naik.
2.      Menurunkan tekanan darah , dengan menghasilakn vasopasmus.
Hypertensi adalah suatu usaha dari badan untuk mengatasi vasospasmus hingga darah tetap cukup mengalir kepada organ – organ penting. Karena itu penurunan tensi harus berangsur –angsur dan tidak boleh terkait terlalu banyak :
a.       Tekakan darah tidak boleh lebih turun dari 20% dalam 1 jam (maksimal dari 200/120 menjadi8 160/95 dalam 1 jam)
b.      Tekanan darah tidak boleh kurang dari 140/90.
3.      Menawarkan haemokonsentrasi dan memperbaiki diurese dengan pemberian glukosa 5% - 10 %. Karena air keluar dari pembuluh darah dan menimbulkan odema maka terjadi hypovolaemi ini menyebabkan ologuri sampai anuri malahan dapat menimbulkan shock. Pemberian cairan harus hati –hati karena dapat menimbulkan hyperhydrasi dan odema paru – paru.
Karena itu mictle dan tekanan vena central menjadi pegangan :
a.       Urin tidak boleh kurang dari 30 cc/jam
(oliguri : urin < 16 cc/ jam, anuri : urin < 4 cc/ jam)
b.      Tekanan vena central tidak melebihi 6 – 8 cm air.
4.      Mengusahakan supaya O2 cukup dengan mempertahankan kebosanan jalan nafas.
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan:
a)      Unyuk menghentikan dan mencegah kejang.
b)      Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis.
c)      Sebgai penunjang untuk mencapai stabilitas keadaaan ibu seoptimal mungkin.
d)     Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin.
1.      Pengobatan medicinal sama seperti pengobatan preeklamsi berat kecuali bila timbul kejang – kejang lagi maka dapa diberikan MgSO4 2 gram intervenosus selama 2 menit minimal 20 menit setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1 kali saja. Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital/ thiopental 3- 5 mg/kkBB/IV perlahan – lahan.
2.      Perawatan bersama :
-          Konsul bagian syaraf, penyakit dalam/ jantung, mata, anastesi dan anak.
-          Perawatan pada serangan kejang : di kamar isolasi yang cukup terang / ICU
3.      Pengobatan obstetric.
Penangan kejang :
*      Selalu ingat ABC (airway, breathing, circulation)
*      Beri obat  anti kejang
*      Beri oksigen 4-6 liter per menit
*      Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan diikat terlalu keras
*      Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi
*      Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu










BAB III
CONTOH KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. ”S”   UMUR 25 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 30 MINGGU DENGAN EKLAMSI
DI BPS MUTIA
SELEMAN-YOGYAKARTA
No. Register                                        :65789
Masuk BPM Tanggal/ Pukul               : sabtu, 16 maret 2013             Jam : 08.00 WIB
Dirawat diruang                                  : Periksa
I.                   PENGKAJIAN DATA         
Tanggal : 16 maret 2013                   Jam : 08.00 WIB                     Oleh : Bidan
A.    IDENTITAS               Ibu                                                      Suami
1.    Nama                      : Ny.” S”                                             Tn. “K”
2.    Umur                      : 25 Tahun                                           27 Tahun
3.    Agama                    : Islam                                                 Islam
4.    Suku/Bangsa           : Jawa/ Indonesia                                Jawa/ Indonesia
5.    Pendidikan             : SMA                                                 SMA
6.    Pekerjaan                : Ibu Rumah Tangga                           Polisi
7.    Alamat                    : jln,.mangga no 6,seleman Yogyakrta.
B.     DATA SUBYEKTIF
1.    Alasan datang
Keluarga mengatakan ingin memeriksakan  pasien
2.    Keluhan Utama
Keluarga mengatakan ibu mengalami kejang – kejang sejak 30 menit yang lalu
3.    Riwayat Menstruasi
Menarche    : 15 Tahun                               Siklus              : 28 Hari
Lama           : 6 Hari                                    Teratur             : Teratur
Sifat Darah :  Encer                                    Keluhan           : TidakAda
4.    Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan  : Sah                Menikah ke                             : 1
Lama                       : 1  Tahun        Usia menikah pertama kali      : 24 Tahun
5.    Riwayat Obstetri G1P0A0
Hamil ke
Persalinan
Nifas

Tanggal
Umur kehamilan
Jenis persalinan
Penolong
komplikasi
JK
BB
Lahir
laktasi
komplikasi
Hamil ini

































































6.    Riwayat Kontrasepsi  Yang Digunakan
Jenis kontrasepsi
Pasang
Lepas
Tanggal
Oleh
Tempat
Keluhan
Tanggal
oleh
tempat
alasan
Ibu mengatan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun









7.      Riwayat Kehamilan Sekarang
a.       HPHT              :18 agustus 2012         HPL    : 25 mei 2013
b.      ANC pertama umur kehamilan                       : 8 minggu
c.       Kunjungan ANC

Trimester I
Frekuensi                     : 2 kali
Keluhan                       : mual muntah
Komplikasi                  :tidak ada
Terapi                          : B6 1x1
Trimester II
Frekuensi                     : 2 kali
Keluhan                       : pusing,odema kaki dan tangan
Komplikasi                  : tidak ada
Terapi                          : fe 1x1
Trimester III
Frekuensi                     : 1 kali
Keluhan                       : pusing, odema pada kaki dan tangan
Komplikasi                  : tidak ada
Terapi                          : fe 1x1
d.      Imunisasi TT               :2 kali
      TT 1                             :25 oktober 2012
            TT 2                             :25 november 2012
e.       Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan pergerakan janin lebih dari 10 kali dalam sehari
8. Riwayat Kesehatan
a.       Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular,menurun,menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular ( hepatitis, TBC, HIV/AIDS).
Ibu  mengatakan pasien  tidak pernah /tidak sedang menderita penyakit menurun (hipertensi, Asma, DM)
Ibu  mengatakan pasien tidak pernah/ sedang menderita penyakit menahun seperti( jantung, hati,ginjal.)
b.      Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga ( menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami  tidak pernah/tidak sedang menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, Hepatitis.
Ibu mengatakan baik dari kelurga ibu maupun suami tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menurun ( Hipertensi, Asma, DM).
Ibu mengatakan baik dari kelurga ibu maupun suami tidak pernah/ tidak sedang menderita penyakit menahun (ginjal , hati dan jantung.)
c.       Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan baik dari kelurga ibu maupun suami tidak  memiliki riwayat keturunan kembar.
d.      Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat operasi
e.       Riwayat Alergi Obat
Ibu mengatakan  pasien tidak memiliki riwayat alergi obat.
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
a. Pola Nutrisi  Sebelum Hamil                                             Saat Hamil
Makan
Frekuensi         : 3x/ hari                                                          3x/ hari
Porsi                : 1 Piring                                                          1 piring
Jenis                : Nasi, Sayur, Lauk                             Nasi, sayur,lauk,Buah
Pantangan       : Tidak Ada                                                     Tidak ada
Keluhan           : Tidak Ada                                                     Tidak ada
Minum            
Frekuensi         : 5x/ hari                                                          6 -7x/hari
Porsi                : 1 Gelas                                                          1 gelas
Jenis                : Air Putih                                                       Air Putih, Susu
Pantangan       : Tidak Ada                                                     Tidak Ada
Keluhan           : Tidak Ada                                                     Tidak Ada

b. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi         : 1x / hari                                                         1x/hari
Konsistensi      : Lembek                                                         Lembek
Warna              : Kuning                                                          Kuning
Keluhan           : Tidak Ada                                                     Tidak Ada
BAK                                                              
Frekuensi         : 5 x perhari                                                     6x/hari
Konsistensi      : Cair                                                               Cair
Warna              : Kuning Jernih                                                Kuning Jernih
Keluhan           : Tidak Ada                                                     Tidak Ada

c. Pola Istirahat
Tidur Siang
Lama               : 1 Jam/hari                                                      2 Jam /hari
Keluhan           : Tidak Ada                                                     Tidak Ada
Tidur Malam                                                  
Lama               : 8Jam/hari                                                       8 jam/hari
Keluhan           : Tidak Ada                                                     Tidak Ada

d. Personal Hygiene
Mandi              : 2x/hari                                                           2x/sehari
Ganti Pakaian  : 2x/sehari                                                        2x/sehari
Gosok Gigi      : 2x/sehari                                                        2x/sehari
Keramas          : 3x/seminggu                                                  3x/seminggu

e.Pola Seksualitas
Frekuensi         : 3x/seminggu                                                  1x/minggu
Keluhan           : Tidak Ada                                                     Tidak Ada

f.Pola Aktifitas ( terkait kegiatan fisik, olahraga)
-          Ibu mengatakan melakukan kegiatan sebagai IRT (menyapu, mencuci pakaian, memasak)
10.    Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok,minum jamu,minuman beralkohol)
Ibu mengtakan  tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol.
11.    Data Psikososial, spiritual dan ekonomi ( Penerimaan ibu/ suami/ keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga,hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi,kegiatan ibadah, kegiatan sosial,keadaan ekonomi keluarga)
-          Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya
-          Suami dan keluarga sangat mendukung kehamilannya
-          Ibu menjalin silaturahmi dengan tetangga sekitar
-          Ibu rajin ibadah sholat 5 waktu
-          Ibu mengikuti kegiatan PKK di desanya
-          Ibu sudah mulai menabung sedikit demi sedikit untuk biaya persalinan nanti
C.     DATA OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum          : tidak baik
Kesadaran                   :
Status Emosional        : tidak stabil
Tanda Vital Sign        
Tekanan Darah            :170/120 mmHg                      Nadi    : 110x/menit
Pernapasan                  :22x/menit                               Suhu    : 38,20C
2.      Pemeriksaan Fisik
Kepala       : Mesochephalus,tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa,rambut                               hitam,lurus
Wajah        : terdapat odema, tidak ada bekas luka,adanya cloasmagrapidarum
Mata          : terbuka tanpa melihat,kelopak mata bergetar
Hidung      : tidak ada polip,bersih,tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut        : mulut membuka
Telinga      : simetris,tidak ada serumen,terdapat lubang telinga
Leher         : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,limfe dan vena jugularis
Dada         : simetris,tidak ada retraksi dinding dada
Payudara   : simetris,putting susu menonjol,hiperpigmentsi areola mamae
Abdomen  : adanya odema,adanya linea nigra dan strie gravidarum
Palpasi Leopold                           
Leopold I  : Tfu 3 jari diatas pusat,teraba bulat,lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil – kecil janin(ekstermitas),pada bagian kanan perut ibu teraba datar memanjang seperti papan(punggung)
Leopold III: bagian terendah janin teraba bulat, keras,melenting(kepala)
Leopold IV:  kepala belum massuk panggul
Osborn Test : tidak dilakukan
Pemeriksaan  Mc. Donald
TFU :  28 cm                                 TBJ : 2480 gram
Auskultasi DJJ      : 140x/ menit
Ekstremitas Atas   :terdapat odema,tangan bergetar,jari tangan menggenggam
Ekstremitas Bawah :terdapat odema
Genetalia luar        : bersih, tidak berbau,tidak ada tanda – tanda infeksi
Pemeriksaaan panggul       : tidak dilakukan
3.      Pemeriksaan Penunjang          Tanggal:16 Maret 2013           Pukul:08.00WIB
Tidak ada
4.      Data penunjang
Protein urin (++++)
II.    INTERPRETASI DATA
A.    Diagnosa Kebidanan
Seorang Ny. “S” umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 30 minggu dengan eklamsi
DS:
Keluarga  mengatakan ibu berusia 23 Tahun
Keluarga mengatakan bahwa ini kehamilan yang pertama
Kelurga  mengatakan HPHT : 18 agustus 2012
Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
DO      :          
Keadaan Umum : tidak baik
Kesadaran       : stupor

TTV     :
TD                   : 170/120 mmHg                                 Nadi    : 110x/menit
Pernafasan       :22x/menit                                           Suhu    : 38,20 C
B.     Masalah
Tidak ada
Data Dasar
Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Koma
IV. TINDAKAN SEGERA
1.      Mandiri
Membaringkan pasien pada sisi miring kiri
2.      Kolaborasi
Tidak ada
3.      Merujuk
Merujuk ke rumah sakit/ pasilitas kesehatan yang lebih memadai
V. PERENCANAAN                        Tanggal: 16 maret 2013          Pukul : 08.00 wib       
1.      Beritahu keluarga pasien bahwa akan dilakukan tindakan
2.      Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
3.      Beritahu keluarga pasien akan di Pasang infuse
4.      Beritahu keluarga pasien bahwa pasien akan diberikan obat anti kejang
5.      Beritahu keluarga pasien bahwa pasien akan dipasangkan oksigen
6.      Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi  resiko aspirasi
7.      Beritahu keluarga pasien bahwa akan di lakukan rujukan

VI. PELAKSANAAN                       Tanggal :16 Maret 213                       Pukul :08.00 WIB
1.      Memberitahu keluarga pasien bahwa akan dilakukan tindakan
2.      Melindungi pasien dari kemungkianan trauma dengan mengikat pasien tetapi jangan diikat terlalu kuat.
3.      Memberitahu keluarga psien bahwa akan dipasang infuse RL(Ringer Laktat) atau Ringer Dekstrose
4.      Memberitahu keluarga pasien bahwa pasien akan diberikan obat anti kejang berupa MgSO4 dengan syarat pemberian
ü  Frekuensi pernafasan minimal 16x/ menit
ü  Reflex patella positif
ü  Urun minimal 30ml/jam dalam 4 jam terakhir atau 0,5 ml/kgBB/ jam
ü  Menyiapkan ampul KalsiumGlukonas 10%  dam 10 ml
5.      Memberitahu keluarga pasien akan bahwa pasien akan diberikan oksigen 4-6 liter per menit
6.      Membaringkan posisi pasien ke sebelah kiri untuk mengurangi resiko aspirasi
7.      Memberitahu keluarga pasien akan dilakukan rujukan ke pasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
VII. EVALUASI       Tanggal : 16 Maret 2013                     Pukul : 08.00 WIB     
1.      Pasien sudah dilindungi dari kemungkinan terjadinya trauma
2.      Infuse RL sudah dipasang pada pasien
3.      Obat anti kejang berupa MgSO4 sudah diberikan kepada pasien
4.      Oksigen sudah diberikan 4-6 liter per menit
5.      Pasien sudah dibaringkan ke posisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi
6.      Rujukan sudah dilakukan ke pasilitas kesehatan yang lebih tinggi



Daptar pustaka

Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 1984. Obstetric Patologi.Bandung :Elstar Offset.
Sujiantini, M.Keb. dkk. 2009. Asuahan Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nugroho, dr. Taufan.2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

2 komentar:

  1. apakah penderita eklamsi otomatis terkena penyakit ginjal,hepatitis setelah operasi sesar walaupun sebelumnya penderita tidak mempunyai riwayat penyakit hepatitis,ginjal??

    BalasHapus
  2. apakah ada kemungkinan ibu yg eklamsia DJJ 140?

    BalasHapus