Sabtu, 04 Mei 2013

HIDROCEPALUS


BAB I
 PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Dalam dunia kesehatan  yang telah maju dengan pembagian dalam macam-macam bidang spesialisasi seperti sekarang ini, ada  yang khusus menghadapi pasien-pasien bayi dan anak, dan ada yang hanya menangani pasien dewasa.
Tetapi dalam bidang bedah saraf, tenaga kesehatan banyak menemui berbagai pasien dari bayi,balita, anak – anak hingga orang dewasa sesuai dengan spesialisasinya masing – masing. Tetapi saat ini banyak sekali kasus yang menyangkut dengan neonates dengan masalah. Pada keadaan normal, dalam ruangan otak terdapat cairan otak yang jumlahnya lebih-kurang 150 ml. Cairan ini di produksi oleh suatu bagian otak, yang keseimbangannya diatur melalui sistem sirkulasi tersendiri dan diserap oleh bagian lain di otak. Karena suatu sebab, cairan otak tersebut dapat menumpuk dalam ruangan atau rongga cairan otak (dalam bahasa kedokteran di sebut ventrikel otak), sehingga mengakibatkan otak yang terdesak menjadi tipis dan tengkorak membesar.
Banyak jenis hidrosefalus dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya disertai oleh kelainan bawaan lainnya. Insidensi hidrosefalus kongenital sebesar 1 kasus per 1.000 kelahiran hidup. Di Amerika Serikat, kejadian hidrosefalus keseluruhan pada kelahiran sebesar 0.5-4 per 1.000 kelahiran hidup.
Sedangkan, jumlah kasus hidrosefalus pada tiga bulan kehidupan setelah kelahiran sebanyak 0,1-0,4%. Jumlah kasus hidrosefalus di dunia cukup tinggi. Di Belanda dilaporkan telah terjadi kasus sekitar 0,65 per mil per tahun, dan di Amerika sekitar 2 per mil per tahun. Sedangkan di Indonesia mencapai 10 mil per tahun.


1.2.TUJUAN
·         Untuk mengetahui definisi hidrocepalus
·         Untuk mengetahui tanda dan gejala hidrocepalus
·         Untuk mengetahui penatalaksanaan hidrocepalus














BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Hidrocepalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan cerebro spinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikal serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinal dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam cranium. Secara tipikal, ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi, atrofi otak, deteriorasi mental, dan kejang – kejang.
Hidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.

ETIOLOGI
Gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khusunya pusat – pusat syaraf yang vital. Menurut lembaga nasional instutite of neurological disorders and stroke (NIDS), gangguan, aliran cairan otak ada 3 jenis yaitu :
1.      Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi
Contoh : tumor otak yang terdapat di dalam ventrikal akan menyumbat aluran cairan otak.
2.      Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan itu bertambah banyak.
Contoh : tumor ganas di sel –sel yang memproduksi cairan otak.
3.      Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik, sehingga otomatis jumlah cairan akan meningkat pula.
Misalnya : bila ada cairan nanah (meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah  (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
Ketidakseimabangan antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau progresif, menyebabkan ventrikel – ventrikel tersebut melebar, kemudian menenkan jaringan otak sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup akan memungkinkan kepla bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hidrocepalus.
Proses terjadinya hidrosefalus dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kelainan kongenital.
a.       Stenosis akuaduktus sylvii.
b.      Anomali pembuluh darah.
c.       Spino bifida dan kranium bifidi.
d.      Sindrom Dandy-walker.
2. Infeksi.
Infeksi mengakibatkan perlekatan meningen (selaput otak) sehingga terjadi obliterasi ruang subarakhnoid, misalnya meningitis.
Infeksi lain yang menyebabkan hidrosefalus yaitu:
a.       TORCH.
b.      Kista-kista parasit.
c.       Lues kongenital.
3. Trauma.
Seperti pada pembedahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis epto meningen pada daerah basal otak, disamping organisasi darah itu sendiri yang mengakibatkan terjadinya sumbatan yang mengganggu aliran CSS.

4. Neoplasma.
Terjadinya hidrosefalus disini oleh karena obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap aliran CSS. Neoplasma tersebut antara lain:
a.       Tumor ventrikel III.
b.      Tumor fossa posterior.
c.       Pailloma pleksus khoroideus.
d.      Leukemia, limfoma.
5.Degeneratif.
Histositosis X, inkontinentia pigmenti dan penyakit krabbe.
6.Gangguan vaskuler.
a.       Dilatasi sinus dural.
b.      Trombosis sinus venosus.
c.       Malformasi V. Galeni.
d.      Ekstaksi A. Basilaris.
e.       Arterio venosus malformasi.

PATOFISIOLOGI
Produksi CSS normal adalah 125 cc/hari, produksi CSS terutama tergantung pada transporalselsan, terutama natrium melintasi membran epitel khusus dari pleksus koroideus ke dalam rongga ventrikel. Air secara pasif mengikuti untuk memudahkan keseimbangan osmotik. Hasilnya adalah masuknya cairan ke dalam ventrikel otak. Cairan berselulasi lewat akuaduktus silvi dan ventrikel keempat, masuk ke dalam ruang subarakhnoid melalui foramena lusheka dan megendie. Kemudian diabsorbsi ke dalam sirkulasi vena dari ruang subarakhnoid yang meliputi otak, sejumlah tertentu medula spinalis dan lapisan ependim yang melapisi ventrikel.
TANDA DAN GEJALA
·         Pembesaran kepala.
·         Tekanan intra kranial meningkat dengan gejala: muntah, nyeri kepala, oedema papil.
·         Bola mata terdorong ke bawah oleh tekana dan penipisan tulang supraorbital.
·         Gangguan keasadaran, kejang.
·         Gangguan sensorik.
·         Penurunan dan hilangnya kemampuan akTivitas.
·         Perubahan pupil dilatasi.
·         Gangguan penglihatan (diplobia, kabur, visus menurun).
Komplikasi
Hidrocepalus sebaiknya diketahui sejak dini, karena hidrocepalus akan menimbulkan komplikasi apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi klinis antara lain ailah :
§  Ubun- ubun besar bayi akan melebar dan menonjol
§  Pembuluh darah di kulit kepala makin jelas
§  Gangguan sensorik motorik
§  Gangguan penglihatn (buta)
§  Gerakan bola mata terganggu (juling)
§  Terjadi penurunan aktifitas mental yang progresif
§  Bayi rewel, kejang, muntah – muntah, panas yang sulit dikendalikan
§  Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian tekanan dalam ruang tengkorak yang berupa pernapasan lambat, denyut nadi turun dan naiknya tekanan darah sistolik.
Penanganan
NINDS menyebutkan bahwa kategori penganganan hidrocepalus adalah “life saving and life sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosi dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian.
Hal yang dilakukan untuk mengetahui penyakit ini antara lain adalah :
1.      Pengukuran lingkar kepala secra serial dan teratur
Hal ini sangat penting untuk deteksi dini penyakit, karena pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hidricepalus.
2.      Foto polos kepala dan disusul dengan pemeriksaan ultrasonografi
Hal ini digunakan untuk menunjang dan melengkapi diagnosis sehingga diperlukan pemriksaan tambahan mulai dari yang sederhana
3.      Pememriksaan dengan senografi
Pemeriksaan ini dapat digunakan menjadi data minimal untuk menilai pelebaran ventrikel dan ketebalan jaringan otak. Jika ketebalan kurang dari 2 cm, maka nilai tindakan bedah tidak bermanfaat lagi.
4.      Pemeriksaan computerized tomography scan (CT scan) atau magnetic resonance imaging (MRI)
Digunakan untuk mendeteksi struktur anatomi otak, dan penyebab hidrocepalus, misalnya struktur anatomi otak, dan penyebab hidrocepalus, misalnya tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu berkaitan dengan strategi penanganan hidrocepalus.
Hal – hal yang dapat dilakukan untuk menangani hidrocepalus antara lain :
*      Menggunakan teknologi pintasan seperti silicon
Hal ini penting karena selang pintasan itu ditanam di jaringan otak, kulit, dan rongga perut dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup penderita sehingga perlu dihindarkan efek reaksi penolakan oleh tubuh. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan dilakukan setelah diagnosis dilengkapai dan indikasi serta syarat dipenuhi. Tindakan dilakukan terhadap penderita yang dibius otak ada sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak yang selanjutnya selang pintasan ventrikel dipasang, disusul kemudian dibuang sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam  selang pintasan rongga anatar kedua ujung selang tersebut dihubungkan, dengan sebuah selang pintasan yang ditanam di bawah kulit sehingga tidak terlihat dari luar.
*      Teknik neuroendoskopi
Endoskopi dapat digunakan sebagai alat dagnosa dan sekaligus tindakan bedah. VRIES pada tahun 1978 mengembangkan endoskopi yang canggih, yakni sebuah selang fiber – optic yang dilengkapi dengan peralatan bedah mikro dan sinar laser. Dengan demikian, melalui sebuah lubang di kepala, selang dipadu dengan layar televise, dioperasikan alat bedah untuk membuka tumor yang menyumbat rongga ventrikel.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hidrocepalus adalah jenis penyakkit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan cerebro spinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikal serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinal dan disertai pleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam cranium. Secara tipikal, ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi, atrofi otak, deteriorasi mental, dan kejang – kejang.
TANDA DAN GEJALA
·         Pembesaran kepala.
·         Tekanan intra kranial meningkat dengan gejala: muntah, nyeri kepala, oedema papil.
·         Bola mata terdorong ke bawah oleh tekana dan penipisan tulang supraorbital.
·         Gangguan keasadaran, kejang.
·         Gangguan sensorik.
·         Penurunan dan hilangnya kemampuan akTivitas.
·         Perubahan pupil dilatasi.
·         Gangguan penglihatan (diplobia, kabur, visus menurun).
Penanganan
NINDS menyebutkan bahwa kategori penganganan hidrocepalus adalah “life saving and life sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosi dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian.
DAPTAR PUSTAKA

Sudarti. 2010. Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudarti & Afroh Fauziah.2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hasan, Rupseno. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Ii.Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fk Ui.
Http:// Community Nursing Inprovment. Hidrocepalus.Com. (diunduh jam 19.30 wib,sabtu 15 maret 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar